Mengapa akhirnya bersama The Kim?

Mungkin kalau diceritakan bingung juga ya mau bahasnya gimana. haha. Karena menurutku mengapa bisa sama dia, jawabannya cuma satu yaitu yakin! Yakin kalau dia yang terbaik, yakin kalau dia bisa sefrekuensi sama diriku yg sedikit absurd, yakin kalau dia bisa jadi pasangan yang bisa diajak berkembang bersama, dan yang paling penting adalah dia juga seiman karena menurutku ini poin paling penting ya. Karena kadang yang punya iman aja bisa ga mengimani apalagi yang beda iman. Hmm

Karena sebelumnya aku tidak pernah merasakan yakin seperti ini. Kok bahasanya jadi berat banget ya 😂😂 tapi emang itu yang aku rasain. Sebelumnya kebanyakan dipengaruhi oleh rasa akan kesepian dan rasa-rasanen dewe (perasaan sendiri) tanpa melibatkan Tuhan.

Sebelumnya, aku ngerasa kalau bisa ga ya dapetin "The One"? Biasanya dengerin temen curhat yang ga bisa move on sama mantannya karena she is the one. Aku mikir waktu itu ah apaan sihh. Eh gataunya kalau Tuhan udah berkehendak semua jadi ya (kayak awal perkenalan kita yang memang bener-bener berasa disetting Tuhan banget - baca di blog sebelumnya 😋). 

Dari tahap perkenalan hingga aku memutuskan jadian cuma butuh waktu kurang dari 1 bulan saja. Kalau dirinci dari

18 Desember, kita kenalan via line. Dan dari sini berasa banget kalau nyambungg banget, aku sampe mikir baru ini ada cowok bisa balesin aku panjang buanget dan emang chatpun ga butuh effort gitu untuk cari topik lah dll. Jadinya kayak mengalir aja

21 Desember, kita telponan pertama kali. Nah, ini baru pertama kali telpon tapi udah ngakak-ngakak. Apalagi yang buat aku lucu adalah suara Ian persis banget suara temen cowokku dari luar pulau yg cukup annoying menurutku. Jadi aku ketawanya jadi triple hit ya! Terus berlanjut setiap hari deh. 

25 Desember, kita ketemuan waktu Malam Natal (menurutku ini so suit pol sih! haha. Bisa pas di hari kudus gitu. haha)

5 Januari, The Kim menembak hatiku (ya ampun lebay banget ni 😂😂😂) di D'Gunungan. Ditemani oleh suara penyanyi yang sedikit kurang stabil di kala itu. hahaha. Dan ketika sebelum dia menyatakan perasaannya, emang berasa banget ya kayak suasananya beda dan aku bisa ikut deg-degan lo. Apa ini yang dinamakan aliran cinta? hahaha. Dan saat itu, aku memutuskan untuk memberi jawaban dalam 1 minggu.

13 Januari, aku memutuskan untuk menjawab dia hari ini. Setelah kami pulang kerja, aku mengajaknya untuk adorasi bersama di Adorasi Puspita belakang Galaxy Mall (fyi, Ian baru pertama melakukan adorasi setelah 28 tahun dia bernapas. Bersyukur sih bisa ajak jiwa. lol) Lalu setelah itu dia mengantarkanku pulang dan aku mengajaknya berdoa bersama dan di ucapan doaku aku menyebutkan (sedikit deg-degan sih untuk part ini karena harus mention kata pacar. Mungkin jelasnya aku berdoa "Semoga hubungan kami selalu Kau berkati". Sontak setelah itu, dia sangat kaget dan kami tidak lupa mengabadikan momen jadian kami. Yeyy!!





yang terakhir ini editan The Kim 

Sekian dari kita, semoga kisah kami bisa menginspirasi kalian sang pembaca. Bahwa pendek lamanya kalian berkenalan atau jadianpun, bukan penentu utama kelanggengan hubungan kalian. Yang bisa jadi tolak ukur adalah sejauh mana kita dekat kepada Empunya, karena Dia yang mengendalikan penuh atas kita.

Della Karlina